Kamis, 27 Maret 2008

Galery


Nampak Pendiri KBB Lentera Zaman (Ratno Sulistiyanto) bersama Ahmad Jayadi (Personal Suport) dari The Habibie Centre foto bersama setelah mengikuti Diskusi Tokoh: Mengenang Tahun Sutan Takdir Ali Syahbana (STA) di THC Jakarta.

Minggu, 23 Maret 2008

Usaha Mandiri



Salah satu program dan aktifitas KBB Lentera Zaman dalam meningkatkan kesejahteraan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan maka dengan melibatkan masyarakat setempat membuka usaha kaki lima berupa warung makanan. Adapun keterlibatan masyarakat dalam usaha tersebut adalah sebagai sharing modal dan operasional (penjual). Orientasi kedepan adalah lebih banyak masyarakat yang terlibat, sehingga harapannya dapat menyelesaikan masalah pengangguran dan masyarakat lebih mapan secara ekonomi.

Senin, 17 Maret 2008

Agenda















Agenda kedepan KBB Lentera Zaman dalam rangka memperingati Hari Kartini & Pendidikan Nasional 21 April & 2 Mei 2008:

  1. Pembentukan/Lounching Perpustakaan Masyarakat.
  2. Pelatihan Ketrampilan bagi ibu-ibu rumah tangga.
  3. Lomba Cerdas Cermat
  4. Lomba Mangarang Cerita
  5. Lomba Menggambar dan Mewarnai
  6. Lomba Permainan Untuk Kecerdasan Anak
  7. Sehari Bersama Buku
  8. Kampanye/Penyuluhan Hak-Hak Dasar Anak

Pengembangan Kreatifitas Anak











Dalam upaya mengembangkan daya kreatifitas anak maka KBB LENTERA ZAMAN memiliki program rutin ‘Minggu Ceria’ yang diselenggarakan sekali dalam setiap bulannya berupa menggambar, mewarnai, permainan, seni dan sebagainya. Tampak dalam foto anak-anak peserta didik komunitas sedang asyik mewarnai dan menggambar, kegiatan ini di akhiri dengan makan SOTO SBY (Surabaya) bersama.

Tentang Kami

KOMUNITAS BELAJAR & BACA (KBB) LENTERA ZAMAN Adalah komunitas yang didedikasikan untuk melakukan pembelajaran kepada masyarakat kelas bawah yang tidak mampu, yatim piatu dan putus sekolah agar kualitas hidupnya lebih baik.
Aktifitas KBB Lentera Zaman ini dimulai sejak bulan Agutus 2007 dimana spirit dan ide awalnya dimulai sejak para penggagas beraktifitas di masa kemahasiswaan di Kota Malang Jawa Timur. Keinginan untuk lebih membumikan konsep pembelajaran kepada diri dan umat dari spirit dan ide awal maka KBB Lentera Zaman merupakan metamorfosis dari bentuk komunitas yang pernah kami bangun.
Berangkat dari komunitas kecil (diri & sekeliling dimana kami berada) KBB Lentera Zaman ingin memberi pencerahan melalui akses ilmu pengetahuan dan informasi dalam rangka merubah kualitas hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.



TUJUAN
Terbentuknya insan yang intelektual, religius, mandiri serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

SASARAN
- Masyarakat miskin
- Anak-anak Yatim Piatu
- Masyarakat Umum (urban, pedagang pasar dll)

PROGRAM
Untuk mencapai tujuannya KOMUNITAS BELAJAR & BACA LENTERA ZAMAN menyelenggarakan beberapa program dan aktifitas sebagai berikut:
1. Klub Belajar untuk anak siswa SD, SMP, SMU.
- Melakukan pembelajaran materi-materi yang diajarkan
disekolahan yakni tentang IPTEK, Agama, Bahasa &
ketrampilan.
2. Taman Bacaan/Perpustakaan.
- Menyediakan ruang baca bagi masyarakat umum
3. Skill
- Melakukan pembelajaran ketrampilan seperti
menjahit, salon, memasak, Handycraf, dll.
4. Usaha Mandiri.
- Melakukan pembelajaran untuk menumbuhkan jiwa
Kewirausahaan.
- Melakukan usaha mandiri.
5. Social Responsibility.
- Melakukan aktifitas-aktifitas sebagai wujud kepedulian
sosial seperti gerakan bersih kampung, gerakan
masyarakat sehat, dll.
- Memfasilitasi pencarian beasiswa kepada yayasan-
yayasan penerimaan Beasiswa dan atau pemberian
beasiswa kepada anak putus sekolah/tidak mampu.
6. Penerbitan.
- Buku, Jurnal, Buletin dan media opinion

PEGIAT
Personal Suport: Yuyun Harmono (Aktivis Koalisi Anti Utang/KAU)
Ahmad Jayadi (The Habibie Centre),Priyo Handoko (Wartawan Jawa Pos/IndoPos)
Ketua Dewan Pendiri: Ratno Sulistiyanto
Koordinator Pengelola: Surti Kanti
Tim Pembelajar : Ria Ramadhan, Mbak Ika

Alamat
Rumah KBB LENTERA ZAMAN
Jl. Masjid 2 No. 53 A RT.006 RW.011.
Jatiwaringin-Pondokgede Bekasi 17411.
Tlp. (021) 84971109/ 081 233 67289
Email: lentera_zaman@yahoo.co.id atau lenterazaman@gmail.com

Pegiat

Personal Suport: Ahmad Jayadi (The Habibie Centre) (Foto kiri)
Ketua Dewan Pendiri: Ratno Sulistiyanto (Foto tengah)
Koordinator Pengelola: Surti Kanti (Foto kiri)





Anda Berlangganan Buletin LENTERA ZAMAN


Jika kawan-kawan ingin mendapatkan Buletin LENTERA ZAMAN dalam bentuk PDF silahkan hubungikami di alamat surat maupun email.

Program BUKU UNTUK SEMUA



KBB Lentera Zaman Menerima & Membutuhkan Bantuan Buku Bekas dari Masyarakat untuk Perpustakaan. Silahkan kirim ke Alamat kami Jl. Masjid II (Gg. Ogut) No. 53 A RT.006 RW.011. Pondokgede Bekasi 17411. Atau hub. Kami di Phone. (021) 84971109/ 081 233 67289. Email: lentera_zaman@yahoo.co.id atau lenterazaman@gmail.com

Tips Hari Ini

Raih Cita-Cita Setinggi Langit

Tidak pernah salah kalau kita mempunyai cita-cita atau target yang tinggi. Tetapi bagaimana jika cita-cita tersebut berbenturan dengan kenyataan? Jangan-jangan nanti kenyataan yang tidak seindah impian itu malah jadi beban hidup. Waduh, jangan deh. Daripada harus memilih salah satu antara kenyataan dan cita-cita, mari kita ambil jalan tengahnya saja. Kalau setuju, ikuti tips berikut ini.
Perhitungkan faktor usia.Membutuhkan banyak energi dan waktu untuk mencapai target. Jadi mumpung masih muda, jalan masih panjang, buruan buat target apa yang ingin kita raih karena kesempatan masih luas.

Perhitungkan kemampuan.Boleh kalau kita buat banyak cita-cita hebat, tapi jangan lupa sama faktor kemampuan diri. Mampukah kita melaksanakan semua cita-cita tersebut? Buatlah target yang tidak melebihi kemampuan diri. Kalau kita ngotot mengejar target terus tidak mampu, wah, bisa terjebak frustasi nanti.

Eksplorasi diri.Bagaimana caranya supaya bisa tahu kemampuan diri kita? Eksplorasi dirilah terlebih dahulu. Kemudian ukur kemampuan kita sampai batas masksimal. Coba deh kita pelajari riwayat orang-orang sukses. Banyak orang sukses yang berawal dari nol.

Berpikir besar.Tetapkan target dengan berpikir besar. Bagaimana kita mampu meraih hal besar jika kita tidak berpikir besar.

Buatlah rencana yang matang.Buatlah target atau tujuan plus rencana langkah per langkahnya. Jangan lupa mempersiapkan rencana cadangan jika saja ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Teguhkan pendirian.Jangan plin-plan atau terbawa arus. Apapun keputusan yang kita pilih pasti akan ada orang yang sependapat dan tidak. Kita boleh mengikuti pendapat tersebut atau tidak. Tapi yang pasti, kalau kita sudah yakin akan pilihan kita, please jangan biarkan orang lain mempengaruhi pikiran kita.

Berusahalah dengan keras.Hampir bisa dipastikan, apa pun target hidup yang kita tetapkan, cobaan akan datang menerpa. Jadikan cobaan tersebut sebagai tantangan bukan alasan untuk menyerah. Terus berusaha sampai batas kemampuan kita. Usaha yang keras selalu menghantarkan kita pada hasil yang memuaskan.

- Dirangkum dari berbagai sumber dari www.sekolahindonesia.com.

Daftar Nama & Profil Anak Didik Th 2008


DAFTAR NAMA & PROFIL ANAK DIDIK
KBB LENTERA ZAMAN
Tahun 2008
  1. Mellati Raymond Putri, kelas 4 SD Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi, Bpk Pedagang Baju di Pasar
  2. Inez, kelas 4.Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi, Setiao sore jam 3-5 membantu membersihkan sekolahan di SD Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi (diupah Rp.2500).
  3. Maman, kelas 4. Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi.Bpk Pedagang.
  4. Dadi, 3 Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi, Bpk Pedagang ikan pindang di pasar.
  5. Fadillah, kelas 4 SD Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi, Bpk sopir pribadi.
  6. Bulan, kelas 3 SD Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi, Bpk Pedagang.
  7. Linda, kelas 4 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi, Bpk Pedagang.
  8. Ancha, 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi, Bpk pengumpul barang bekas
    Kalo hari hujan ojek payung.
  9. Ayu Lestari, kelas 1 SMP Trisastra Pondok Gede Bekasi, Setiap sore jam 3-5 membantu membersihkan sekolahan di SD Jatiwaringin XI (diupah Rp.2500).
  10. Mutia, kelas SMP Trisastra Pondok Gede Bekasi, Bpk Pedagang Daging.
  11. Silvi, kelas 1 SMP Trisastra Pondok Gede Bekasi, Bpk wiraswasta.
  12. Agus Budiman, kelas 6 SD Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi. Bpk Pedagang di pasar.
  13. Agung, kelas 6 SD Jatiwaringin XI Pondok Gede Bekasi, Bpk Pedagang warung.
  14. Yanda Topan, kelas 4 SDN 08 JAKTIM, Bpk SATPAM. Jika hari hujan ojek payung.
  15. Sela Puspita, kelas 3 Jatiwaringin VII Pondok Gede Bekasi. Bpk SATPAM. Jika hari hujan ojek payung.
  16. Fitri A, kelas 3 SD Jatiwaringin II Pondok Gede Bekasi, Bpk Tukang Ojek.
  17. Retno Septiyanti, kelas 2 SD Jatiwaringin VII Pondok Gede Bekasi. Putus sekolah. Jika hari hujan ojek payung
  18. Nur Aini, kelas 2 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk Pedagang di pasar.
  19. M Iksan, kelas 2 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk Pedagang di pasar
  20. Kiki Ilira Kasiwi (Rizki) kelas 3 SD Jatiwaringin VII Pondok Gede Bekasi
    Bpk Pedagang di pasar. Jika hari hujan ojek payung.
  21. Edi, TK Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk Pedagang.
  22. Alvian, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk kerja Kuli
  23. Diah, Kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk Pekerja serabutan.
  24. Ryan Darmawan, kelas 4 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk Kerja SATPAM
  25. Nurwahid, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk pedagang
  26. Alang R, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Anak Yatim, Ibu Jualan/buka warung.
  27. M Febian, kelas 4 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk pedagang
  28. Oca, Kelas 4 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi
    Ortu Juanlan warung
  29. Fitri B, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk karyawan swasta, Tiap sore menbantu buat tas (ngelem)
  30. Agus, kelas 4 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Ortu Pedagang di pasar.
  31. Nipah, kelas 4 SDJatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk Kerja SATPAM.
  32. Rama, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk wiraswasta.
  33. Slamet (Ari), Kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk pedagang di pasar.
  34. Reza, kelas 4 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk wiraswasta.
  35. Sincia, kelas 1 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpl kerja di bengkel.
  36. Bintang, kelas 5 SDN 14 Petang Jaktim, Karyawan swasta
  37. Fadil, kelas 5 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk wiraswasta.
  38. Noval, kelas 5 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk dagang baju.
  39. Shania, kelas 5 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk wiraswasta.
  40. Illyas, kelas 5 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Anak Yatim, Ibu dagang kue di sekolahan.
  41. Roni, kelas 5 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Buruh pabrik.
  42. Aris, kelas 5 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi, Bpk dagang alat rumah tangga.
  43. Urip Riyadi, klas 1 SMP Lubang Buaya Jak Tim. Bpk dagang di pasar
  44. Wiwik (laki2), kelas5 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk wiraswasta.
  45. Iqbal, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bapak Pedagang.
  46. Farida, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Karyawan swasta.
  47. Anisa, Kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk wiraswasta.
  48. Melli, kelas 3 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk pedagang.
  49. Diva, kelas 4 SDJatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpk pedagang.
  50. Amif, kelas 4 SD Jatiwaringin Pondok Gede Bekasi. Bpl Karyawan swasta.

Minggu, 16 Maret 2008

Artikel & Kajian

Indonesia Harus Bangkit dari Keterpurukan
Memprioritaskan Pembangunan SDM

UUD 1945 menyatakan bahwa negara bertanggung jawab mencerdaskan di setiap kehidupan bangsa, hal ini artinya negara wajib menyelenggarakan sistem pendidikan bagi setiap warga negaranya secara menyeluruh baik di kota maupun daerah, mulai dari tingkat dasar, menengah, atas hingga pendidikan tinggi.

Kewajiban melaksanakan sistem pendidikan (atau dengan kata lain menuntut ilmu) tidak hanya berdasarkan UUD 1945 saja, agama pun mewajibkannya, bahkan bagi setiap umat manusia mulai dari lahir sampai akhir hidupnya. Rosullullah SAW juga memperkuat betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan manusia, walaupun harus “ke negeri Cina”, dan kepada siapa pun.

Menuntut ilmu atau yang sering kita sebut dengan sinau (belajar) merupakan pondasi dari setiap aktifitas kehidupan manusia, karena belajar mengandung makan sebuah proses. Proses inilah yang kemudian akan membentuk pola pikir, pola laku dan pola tindak seseorang dalam menjalankan orientasi hidupnya.

Dalam konteks negara, orientasi hidup setiap orang (warga negara) akan menentukan bagaimana penyelenggaraan negara tersebut mengarah pada kebaikan atau keburukan. Artinya disini, setiap kemampuan sumberdaya manusia (SDM) dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan penciptaan teknologi (Iptek) akan memberikan landasan kuat bagi negara yang ingin maju, dapat menjawab tantangan peradaban kedepan.

Terbukti Jepang, setelah Perang Dunia II (pengeboman atom Hirosima-Nagasaki) bangkit dengan pengembangan kualitas SDM melalui penguasaan Iptek, begitu juga dengan negara-negara lain di Eropa seperti Jerman, bahkan Iran dan Cina telah membuktikan dalam penguasaan Iptek memberkan dampak yang besar bagi kehidupan warga negaranya, baik itu dari sisi kesejahtraan ekonomi maupun kekuatan politik.

Hari ini negara-negara Asia pun memprioritaskan pembangunan SDM
dalam penguasaan Iptek untuk mensejahterahkan rakyatnya. Siapa yang tidak kenal dengan pepaya Bangkok, durian Bangkok, ayam Bangkok dan masih banyak lagi, semuanya dari Thailand hasil teknologi pengembangan tanaman buah dan hewan dengan harga relatif terjangkau namun berkualitas. Malaysia, banyaknya waga negara Indonesia yang belajar di perguruan tinggi untuk menempuh gelar master dan doktor, padahal dulu banyak warga Malaysia yang belajar di Indonesia. Yang lebih terbukti lagi India, notabene adalah negara dengan tingkat kemiskinan penduduknya cukup tinggi mampu menguasai Iptek dalam bidang informasi technologi (IT), maka akan dapat dapat diprediksi 20 tahun kedepan India akan dapat berdampingan dengan negara-negara maju lainnya.

Sekarang, bagaimana dengan kita di Indonesia, negara yang masih mencari bentuk tatanan berkenagaraan setelah jatuhnya rezim orde baru (1997) dan krisis multidimensi sehingga menjadi negara yang “penurut”, peminta-minta (utang), negara yang tidak bisa mengelolah kekayaan alamnya sendiri, hutannya dibakar, kayunya dijual bahkan pulaunya pun di curi dan di ambil negara lain. Menyedihkan. Mampukah Indonesia bangkit dan mau merubah semua ini.
Jawabannya adalah harus mau. Tidak ada kata terlambat, mulai hari ini kita setiap warga negara Indonesia harus bangkit melawan keterpurukan ekonomi dengan bekerja keras berusaha disetiap ada peluang usaha. Melawan kebodohan dan bangkit untuk selalu terus belajar. Bangun dan bangkit dari mental penurut menjadi kreatif, dari mental peminta-minta (hutang) menjadi pemberi (mandiri) dari mental malas (mau enaknya sendiri) menajdi giat dan selalu berusaha keras. Artinya kita harus dapat merubah mental-mental yang dapat membawa keterpurukan bangsa ini menjadi bangsa yang berani, tegas dan tidak mengenal kata menyerah. Semoga.[]

Oleh: Ratno Sulistiyanto
Ketua Dewan Pendiri KBB Lentera Zaman & Deputi Bidang Kajian Centre for Indonesian Regional & Urban Studies (CIRUS) Jakarta.